
Le Mayeur awalnya berniat berkunjung hanya selama delapan bulan. Namun melihat keindahan alam dan kecantikan penari Bali, Le mayeur terbetik untuk mendirikan rumah dan sanggar melukis di tepi Pantai Sanur. Seorang penari legong bernama Ni Nyoman Polok yang menjadi model lukisannya membuatnya jatuh hati. Le Mayeur kemudian mempersuntingnya. Merekapun akhirnya menikah.
Kisah kehidupan mereka cukup mengharukan. Ni Nyoman Polok sebenarnya sangat ingin memiliki anak dari pernikahannya dengan Le Mayeur. Tapi hal tersebut ditolak oleh suaminya. Alasannya karena Ni Nyoman Polok adalah seorang model lukisan. Dikhawatirkan keindahan tubuhnya akan hilang bila dia hamil dan kemudian melahirkan. Maka pasangan tersebut tak mempunyai keturunan hingga akhir hidupnya.
Rumah dan sanggar melukis yang didirikan Lemayeur di tepi Pantai Sanur kemudian didedikasikan sebagai museum. Melalui surat wasiat yang ditulis pada tahun 1957, disepakati bahwa bila pasangan Le Mayeur –Ni Nyoman Polok telah wafat, Maka rumah mereka di Pantai Sanur akan diserahkan pada pemerintah sebagai museum.
Karya Le Mayeur jumlahnya mencapai 88 buah dan dibuat antara tahun 1921 hingga 1957. Karya-karyanya di buat di berbagai media. Tak hanya di atas kanvas, lukisannya juga dibuat di atas media hardboard, triplek, kertas, bahkan karung goni. Hal tersebut tdilakukan karena Le Mayeur kesulitan mendapatkan kiriman kanvas dari Swedia pada masa penjajahan Jepang.
0 comments:
Post a Comment