Pada suatu sore yang cerah, seorang cendekiawan ingin menikmati
pemandangan laut dengan menyewa sebuah perahu nelayan dari tepi pantai.
Setelah harga sewa per jam disepakati, keduanya melaut tidak jauh dari
bibir pantai. Melihat nelayan terus bekerja keras mendayung perahu tanpa
banyak bicara, sang cendekiawan bertanya : “Apa bapak pernah belajar
ilmu fisika


tentang energi angin dan
matahari ?” “Tidak” jawab nelayan itu singkat. Cendekiawan melanjutkan
”Ah, jika demikian bapak telah kehilangan SEPEREMPAT peluang kehidupan
Bapak” Nelayan cuma mengangguk-angguk membisu.

“Apa bapak
pernah belajar sejarah filsafat ?” tanya cendikiawan. “Belum pernah”
jawab nelayan itu singkat sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Cendekiawan melanjutkan

”Ah, jika demikian bapak telah
kehilangan SEPEREMPAT lagi peluang. kehidupan Bapak”. Si Nelayan kembali
cuma mengangguk-angguk membisu.

“Apa bapak pernah belajar dan
bisa berkomunikasi dengan bahasa asing ?” tanya cendikiawan. “Tidak
bisa” jawab nelayan itu singkat.

“Aduh, jika demikian bapak total telah kehilangan TIGA PEREMPAT peluang kehidupan Bapak”

Tiba-tiba…


Angin kencang bertiup keras dari tengah laut. Perahu yang mereka
tumpangi pun oleng hampir terguling. Dengan tenang Nelayan bertanya
kepada cendekiawan: ”Apa bapak pernah belajar berenang ?” Dengan suara
gemetar dan muka pucat ketakutan, orang itu menjawab “Tidak pernah”
Nelayanpun memberi komentar dengan percaya diri “Ah, jika demikian,
bapak telah kehilangan SEMUA peluang hidup bapak”

Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah di atas :
• Jangan meninggikan diri lebih hebat dari orang lain.
• Jangan sombong, sebab akan direndahkan Tuhan.
• Kita semua memiliki keterbatasan dan memerlukan orang lain.